Sabtu, 23 Oktober 2010

keajaiban angka kita1-10. penasaran..?



Ternyata angka atau
bilangan dengan
menggunakan bahasa
Indonesia memiliki
struktur atau pola yang
unik dan mungkin tidak
akan ditemukan di bangsa
lain. Hanya di Indonesia.
Setiap bangsa, negara dan
daerah pasti memiliki
penyebutan sendiri untuk
angka-angka dari satu,
dua sampai dengan
sepuluh. Misalnya angka
tiga kita menyebutnya di
Indonesia tapi di negara
lain ada yang
menyebutnya tri, three,
san, tolu dan lain
sebagainya.
Bahkan bila ada yang
masih ingat angka-angka
tersebut dalam bahasa
daerah teman-teman
masing-masing dari satu
sampai sepuluh maka
kadang ada angka yang
penyebutannya sama dan
ada pula yang berbeda
dengan Bahasa Indonesia.
Mungkin tergantung dari
enaknya di lidah atau di
telinga.
Langsung saja. Di sini saya
bukan mengajarkan Anda
berhitung tapi coba
perhatikan deretan angka-
angka di bawah ini.
1 = Satu
2 = Dua
3 = Tiga
4 = Empat
5 = Lima
6 = Enam
7 = Tujuh
8 = Delapan
9 = Sembilan
Ternyata setiap bilangan
mempunyai saudara
ditandai dengan huruf
awal yang sama. Bila
kedua saudara ini
dijumlahkan angkanya,
maka hasilnya pasti
sepuluh. Contohnya Satu
dan Sembilan. Mempunyai
huruf awal yaitu S dan
bila djiumlahkan Satu dan
Sembilan hasilnya adalah
sepuluh.
Begitu juga dengan Dua
dan Delapan, Tiga dan
Tujuh kemudian Empat
dan Enam. Terurut sampai
dengan angka Lima. Lima
dijumlah dengan dirinya
sendiri juga hasilnya
sepuluh.
Tidak sampai di situ,
ternyata huruf awalnya
juga punya peranan
penting terbentuknya
bilangan itu. Misalnya
Satu dan Sembilan sama-
sama huruf awalnya
adalah S yang secara
kebetulan berada pada
urutan 19 dalam alpabet.
Bila angka satu dan
sembilan dijumlahkan
kemudian dibagi dua
untuk mencari rata-
ratanya maka hasilnya
adalah 5. Bentuk angka 5
sangat identik dengan
huruf S. Yang pernah
membaca Matematika
Alam Semesta, perlu
ditambahkan bahwa 19
adalah angka TUHAN.
Kemudian Dua dan
Delapan. Huruf awalnya
adalah D yang urutan
keempat. Bila delapan
dibagi dua maka hasilnya
adalah empat
(pembenaran).
Selanjutnya Empat dan
Enam. Huruf awalnya
adalah E yang urutan
kelima. Lima berada
diantara Empat dan Enam
(pembenaran lagi).
Sedangkan angka Lima
huruf awalnya adalah L.
Dimana L digunakan
untuk simbol angka lima
puluh dalam perhitungan
Romawi (pembenaran
yang masih nyambung).
Lalu bagaimana dengan
Tiga dan Tujuh? Ternyata
susah cari
pembenarannya.
Ditambah, dikurang,
dibagi dan dikali ternyata
belum juga ketemu. Tiga
dikali tujuh hasilnya 21,
kurang satu angka dengan
huruf T yang urutan ke 20.
Tapi simbol V digunakan
untuk menunjukkan
angka tujuh dalam
perhitungan Arabic. Dan V
diurutan ke-22.
Ternyata, tidak pakai
matematika. Cukup ditulis
saja di kertas kosong
kemudian pasti bisa
ketemu hubungannya.
Coba tulis huruf T kecil (t)
di sebuah kertas.
Kemudian putar kertasnya
180 derajat maka kamu
bisa lihat angka tujuh
dengan jelas. Lalu
bagaimana dengan angka
tiga? Juga sama. Tulis
huruf T besar di kertas
pakai font Times New
Roman kemudian putar 90
derajat ke kanan searah
jarum jam. Tada …. Kamu
pasti bisa lihat angka tiga
dengan jelas. Tapi sedikit
mancung. (pembenaran
yang juga dipaksakan
sekali).
Pola unik ini mungkin
hanya bisa ditemukan di
Indonesia. Lalu bagaimana
dengan di Malaysia yang
juga memakai bahasa
yang sama? Ternyata di
Malaysia angka 8 tidak
disebut sebagai Delapan
tapi Lapan. Jadi pola ini
hanya milik Indonesia.
Jangan sampai diklaim
juga sama mereka.


Forumsains.com

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan sopan

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls