Rabu, 20 Oktober 2010

Ternyata Kita SalahHitung, 'Kiamat'Bangsa Maya Bukan2012



VIVAnews -- Tahun 2012
pernah jadi sangat
penting dan membuat
ketar-ketir gara -gara
muncul film Hollywood
bertema kiamat, '2012'.
Film besutan sutradara
Roland Emmerich itu
memanfaatkan mitos
akhir penanggalan Bangsa
Maya, 21 Desember 2012,
sebagai hari kehancuran
dunia.
Saat ini, tahun 2012
kembali disebut-sebut
gara-gara terbit buku
berjudul "Calendars and
Years II: Astronomy and
Time in the Ancient and
Medieval World"
(Kalender dan Tahun II:
Astronomi dan Waktu di
Dunia Kuno dan Abad
Pertengahan) terbitan
tahun 2010.
Namun, jangankan soal
kebenaran ramalan
kiamat. Buku itu malah
mengungkap perhitungan
akhir kalender 'Long
Count' Maya diduga kuat
tidak akurat. Selisihnya
bisa 50 sampai 60 tahun.
Bagaimana bisa?
Isu besarnya, saat meneliti
kalender kuno, arkeolog
berusaha mengkorelasikan
frame waktu mereka
dengan kalender modern
(Gregorian).
Misalnya, momentum-
momentum penting
Bangsa Maya seperti
kelaparan perang,
perayaan agama --
diterjemahkan dalam
format hari/bulan/ tahun
masa kini.
Para ahli Maya berusaha
menemukan momentum
penting yang bisa
menghubungkan kelender
'Long Count' dengan
Gregorian.
Untuk itu, para ilmuwan
Maya menggunakan
faktor korelasi yang
dinamakan 'Konstanta
GMT'. Inisial GMT
didapatkan dari nama
penemunya -- Joseph
Goodman, Juan Martinez-
Hernandez, dan J. Eric S.
Thompson.
Adalah profesor Gerardo
Aldana dari dari University
of California, Santa
Barbara yang
mempertanyakan validitas
korelasi -- berdasarkan
adanya miskorelasi
peristiwa astronomi di
masa lalu.
Aldana menuliskan hal itu
dalam bab khusus di buku
"Calendars and Years II:
Astronomy and Time in
the Ancient and Medieval
World"
Kata dia, Bangsa Maya
adalah astronom yang
canggih di jamannya.
Mereka juga teliti
merekam kejadian di
langit saat malam hari.
Bangsa Maya
mendokumentasikan fase
Bulan, gerhana, dan
bahkan melacak
pergerakan Planet Venus.
Catatan mereka
memungkinkan mereka
untuk memperkirakan
siklus astronomi masa
depan dengan akurasi
besar.
Menurut Aldana, meski
GMT menggunakan
sumber bukti astronomi,
arkeologi, sejarah untuk
mengkorelasikan 'Long
Count' dengan kalender
modern, ada keraguan
ketika bukti-bukti itu
ditafsirkan dari artefak
Maya kuno dan teks
kolonial.
Misalnya, peristiwa
penting, tanggal
pertempuran yang
ditetapkan penguasa Dos
pilas (situs Maya di
Guatemala). Penguasa
Balaj Chan K’awiil memilih
tanggal ini berdasarkan
penampakan 'Chak Ek'.
Oleh arkeolog Stockholm
University, Johan Normark,
'Chak Ek' diartikan
sebagai Venus. Namun,
Aldana dalam studinya
menentang hal itu. Kata
dia, 'Chak Ek' adalah
meteor.
Bayangkan, jika kejadian
dikorelasikan dengan
Venus tapi sejatinya itu
berkaitan dengan
peristiwa acak seperti
halnya penampakan
meteorit? Jelas hasil dari
menghubung-hubungkan
waktu dalam kalender
Maya dengan kalender
modern acak-acakan dan
pasti selisih.
Dalam tulisannya, Aldana
menyajikan beberapa
alasan mengapa
konstanta GMT tak bisa
diandalkan. Dia bukan
orang pertama yang
meragukannya.
Namun, penelitian lebih
lanjut seperti penentuan
waktu dengan
radiokarbon perlu
dilakukan untuk
mendukung dalilnya.
Jadi, masih percaya kiamat
bakal terjadi 2012?


(Sumber: LiveScience,
Discovery News/hs)

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan sopan

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls