Minggu, 03 Oktober 2010

Beginilah keadaanJaman Sebelum AdaTlpon dan FB

Masa-masa belum kenal
internet, yang punya
telpon rumah masih
jarang itu juga
pesawatnya model yang
puteran bukan yang
pencet-pencet, ponsel
apalagi, tapi semua itu tak
bikin kita mati gaya.
Seperti kata orang bijak,
bila ada keinginan pasti
ada jalan. "Apa, jalan
buntu maksud loe ..?" Bila
dalam bahasa Inggris, If
there is a will there is a
why, artinya "Ngapain aja
sih loe?" Wakakak ....
1. Naksir, ingin menembak
si dia?
Pura-pura pinjam buku,
lalu kembaliin plus
"bonus" puisi cinta
(dibikinin teman sih yang
disogok pake permen
endog cecak). Ingat
lagunya Iwan Fals- Buku
ini Aku Pinjam. Agak
frontal dikit, menaruh
surat cinta di laci
mejanya. Lebih telak lagi,
bikin pesawat-pesawatan
dari kertas, komplit
dengan tulisan "I love you
pulll", awas saat
mengirimnya jangan
sampai nyasar mendarat
di hidung guru BP yang
sedang memberi
penyuluhan di kelas...
Habis itu harap-harap
cemas menanti surat ....
penolakan ... wakakak ....
Gimana lebih enak ditolak
lewat surat kan ketimbang
lewat SMS, bisa
dikumpulin buat
kenangan koleksi
penolakan yang
kesekian ... wakakak ...
Tentu saja mekanisme
pengiriman pesan
tersebut rawan
penyadapan, dan bisa
salah tembak. Maunya
mengirim ke Susan,
jatuhnya kok ke tangan
Susanto .. wah bisa
berabe ... Ingat Jean
Pattikawa nyanyi, "Surat
cintaku yang pertama,
membikin hatiku
berlomba ....", atau
Kangen, "Kau Tuliskan
Padaku Kata Cinta Yang
Manis Dalam Suratmu ...",
atau Kahitna, "Suratku ini,
cerminan luka di hati ..."
Kalau sekarang mungkin
liriknya berubah kali, jadi
"Email cintaku yang
pertama, membikin hatiku
berlomba ..." Yang jatuh
cinta, suratnya disemprot
parfum biar wangi, lha
yang putus cinta? Ya
disemprot Baygon saja ...
upss jangan deh ....
2. Mau kirim-kirim salam?
Pulang sekolah mampir
dulu ke kantor Stasion
Radio untuk nitip pesan.
Sore-sore siap di depan
radio sambil pasang
kuping nunggu pesannya
dibacain, "Ya, buat paman
gembul, nirmala dan
donal bebek, tadi di kelas
paman gober marah-
marah melulu, hati-hati
dengan si sirik, buat don
kisot kembaliin kaset
genesis gue, buat
penyiarnya yang rukun aja
ya ..., dari ikkyu san di
planet krypton .... oya
titip lagu madu dan
racunnya Ari Wibowo ...
spesial buat samwan yang
tega meninggalkanku ...."
Puas deh rasanya ...,
padahal yang dikirimin
pesan lagi pada molor
semua .... Makanya lain
kali jangan cuma kirim
salam, tapi kirim juga
laos, temulawak, kunir,
dll .... lho?
3. Mau menelpon lokal
siapkan kepengan, dulu
sih seratusan perak, yang
tipis lho bukan yang tebal.
Sambil cari-cari telpon
umum yang masih utuh,
soalnya ada yang cuma
tinggal gagangnya doang,
ada juga yang "interior"
masih utuh, jebulnya di
atas nggak nyambung ke
kabel telpon. Kadang
nemu yang jalan, eh
dipake tempat pacaran,
atau berteduh waktu
hujan. Pernah sih nunggu
orang selesai telpon, eh
dianya ngeluarin recehan
segepok taruh di atas
pesawat telpon. Ya udah
deh, nyari lainnya aja ....
Eh malah diajarin anak-
anak kecil ngunthet koin
pake kawat, hayooo ....
Masih ingat pesan nan
"mengharukan" ini, "Tiga
menit waktu anda sudah
habis, silakan masukkan
koin lagi ..." Duh, koinnya
dah habis buat main
dingdong .....
4. Mau menelpon
interlokal
Begadang nunggu di atas
jam sepuluh malam, atau
bangun jam empat pagi,
lalu buru-buru ke wartel,
biar dapat tarif murah/
diskon. Saya ingat ketika
itu, wartel masih jarang,
bahkan kadang harus
absen dulu terus pulang
lagi ke rumah, dua jam
lagi baru balik dan sampai
gilirannya, saking
banyaknya yang antri. Jadi
ada wartel yang tiap
malam selalu ramai, mirip
agen porkas mau bukaan
saja.
5. Menerima telpon
Bagi anak kost yang cari
tempat kost, biasanya
punya pertanyaan
tambahan, "Ada telpon?".
Soalnya bisa numpang
menerima telpon di
tempat ibu kost. Siap-siap
pagi-pagi jam empat
dipanggil-panggil ada
telpon interlokal dari
kampung. Paling diledekin
teman kost, "Tuh ... kau
disuruh buruan pulang,
mau dikawinkan dengan
calon pilihan ibu kau ...."
Ada juga yang gemar
ngerjain di kost, kalau ada
telpon dari cewek. Nggak
mungkin deh punya
rahasia, lha wong telpon
masuk siapa-darimana
seisi kost tahu semua
(terutama ibu kost),
belum yang hobi
nguping ....
6. Pak Pos is my hero
Menunggu-nunggu Pak
Pos datang, terutama
yang sedang di
perantauan, kiriman kabar
dari kampuang nan jauh
di mato. Juga surat dari
tambatan hati, wuiihhh
ada cap bibirnya segala ...
Rasanya tulisan tangan
plus wangi surat lebih
berkesan (yah masak nulis
surat cinta mesti ke rental
dulu, lebih romantis
tulisan ceker ayam
ketimbang cetakan printer
dot-matrik yang pitanya
udah kusut dan
mbrodholi, maklum di
rental) soalnya bisa
diciumi tiap hari...hihihi.
Pokoknya Pak Pos is the
one and only selalu
dinanti meski kadang
telat ....
7. Mau janjian?
Pastikan tempatnya
dengan jelas, supaya
jangan sampai tlisiban
(apa ya artinya ini?
pokoknya, kau kesini, dia
kesitu, kau begini, dia
begitu, dia menunggu di
sana, kau menunggu di
situ). Konyol kan kalau
janjiannya di alun-alon
lor, panjenengan
menunggunya di alun-alun
kidul. Benarkah
keberadaan ponsel
sekarang meminimalkan
potensi tlisiban?
8. Kartu ucapan Hari raya
Nyari-nyari dan pilih-pilih
kartu Lebaran atau Natal.
Sebenarnya nggak apa
juga sih pilih satu set yang
sama, soalnya kirimnya
kan ke orang yang
berbeda. Ada yang kreatif,
bikin sendiri kartu
lebarannya digambar
sendiri. Ngirim kartu biar
hemat prangko, nggak
usah dilem amplopnya
ya ...
9. Tidak ada telpon, mau
kirim berita cepat
Pilihannya adalah kilat
khusus. Atau lewat
telegram saja (duh, yang
ini udah punah deh), oke,
kma ttkhbs (ssstt ...
pelajaran bahasa
Indonesia di sekolah
masih ada nggak cara
menulis telegram?). Mau
lebih hemat lagi tapi lebih
cepat, ya belajar telepati
aja ... hahaha ....
10. Tidur lebih nyenyak,
bangun lebih enak
Coba sekarang, baru
melek dikit sudah melirik
ada pesan masuk tidak,
ada miscalled tidak,
masuk WC aja ganti dulu
statusnya, pagi-pagi
belum sarapan burjo
sudah sarapan pulsa dulu.
11. Lebih mudah bikin
alasan/ngumpet
Kalau jaman sekarang kan
alasannya cuman dua,
low-bat atau nggak ada
sinyal. Dulu nggak ada
yang protes, "Kenapa sih
telpon dimatikan, nggak
diangkat-angkat, SMS
nggak dibales...."
12. Apa itu di dalam
kantong?
Kalau saku kelihatan
mblendhuk, jelas bukan
batangan HP apalagi
blekberi, mungkin
batangan coklat atau
wafer. Atau jangan-jangan
nggembol sego kucing
buat sangu... hihihi....
13. Lebih banyak garuk-
garuk
Kalau sekarang kan waktu
bengong jari bisa
diberdayakan untuk pijet-
pijet tombol kalo nggak
ngurusin SMS kan bisa
main game di ponsel. Lha
dulu masak gede-gede
bawa gamewatch kan
nggak wangun.
Sebenarnya klaim ini
masih perlu riset,
benarkah keberadaan
ponsel mengurangi
frekuensi garuk-garuk.
Kalo orang Jawa bilang,
"Seko kukur-kukur malih
dadi tutul-tutul".
14. Mau backstreet ?
Bila perlu pakai cara
pramuka, pakai bahasa
sandi atau surat yang
hanya bisa terbaca
dengan cara khusus. Lha
yang punya pesawat
telpon di rumah juga
ditungguin babe ama
enyak.
15. Sebelum mulai
pelajaran
Sekarang: Harap semua
ponsel dimatikan, jangan
ada yang mainan SMS saat
pelajaran. Dulu: Harap
semua komik disimpan,
jangan ada yang baca
stensilan saat pelajaran
(forumkami)

1 komentar:

marllone mengatakan...

ok

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan sopan

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls