Minggu, 03 Oktober 2010

Mesin Waktu AlbertEinstein


100 tahun silam di jurnal
Annalen der Physik,
Jerman, muncul artikel
berjudul “Zur
Elektrodynamik bewegter
Kerper ” atau “On The
Electrodynamics of
Moving Bodies ”.
Kemudian artikel ini lebih
dikenal karena
mengusulkan teori baru,
yaitu Relativitas Khusus.
Penulisnya Albert Einstein,
yang pada 2005 ini
kalangan fisika sedunia
merayakannya sebagai
Tahun Einstein.
Seratus tahun silam itu
adalah tahun keajaiban
(annus mirabilis) Einstein.
Selain makalah tentang
Teori Relativitas Khusus,
ia mengirimkan dua
makalah besar lainnya ke
jurnal yang sama: efek
fotoelektrik yang
mengantarkannya meraih
Hadiah Nobel Bidang
Fisika 1921 dan penelitian
tentang Gerak Brownian.
Tanpa mengecilkan arti
kedua makalah yang lain,
karya Einstein Teori
Relativitas Khusus
merupakan yang paling
kontroversial saat
dipublikasikan. Sampai
kini, tetap menjadi bahan
diskusi. Teori ini bagi
sebagian ilmuwan
merupakan dasar kuat
yang memungkinkan
perjalanan waktu ke masa
depan.
Sepuluh tahun sebelum
Einstein muncul dengan
gagasannya itu, ide
perjalanan waktu seperti
ditulis H.G. Wells dalam
novel The Time Machine
adalah fiksi ilmiah yang
bertentangan dengan
Hukum Fisika.
Menurut Teori Relativitas
Khusus, ruang dan waktu
tidak absolut, melainkan
relatif. Artinya, ruang dan
waktu berbeda untuk
setiap orang. Bagaimana
seseorang mengalami
kejadian dalam ruang dan
waktu bergantung pada
dua hal: di mana orang
tersebut mengamatinya
dan seberapa cepat ia
bergerak bila
dibandingkan dengan
kecepatan cahaya.
Einstein mengamati
bahwa kecepatan cahaya
adalah konstan pada 299
ribu kilometer per detik.
Kecepatan cahaya itu
tidak akan berbeda,
meskipun diamati oleh
dua orang dari dua titik
pengamatan yang
berbeda.
Sesuai dengan rumus,
kecepatan (v) adalah jarak
(d) dibagi waktu (t). Jika v
adalah konstan, t dan d-
lah yang seharusnya
berubah-ubah. Salah satu
konsekuensi adalah
bahwa jam yang ada di
dalam sesuatu yang
bergerak selalu berdetak
lebih lambat ketimbang
jam yang diam di tempat.
Dari sini muncul hipotesis
yang terkenal “paradoks
kembar”. Sepasang
kembar dipisahkan,
seorang menjadi astronot
diterbangkan dengan
roket berkecepatan tinggi
menjelajahi galaksi dan
kembali ke bumi, yang
lain tinggal di bumi.
Meskipun kecepatan roket
mendekati kecepatan
cahaya, butuh 10 ribu
tahun bagi astronot itu
menjelajah galaksi dan
kembali ke titik tertentu
di bumi. Karena geraknya
relatif tinggi, usia astronot
itu lebih lama ketimbang
orang lain yang tinggal di
bumi. Astronot akan
kembali ke bumi hanya
lebih tua beberapa tahun
dari waktu ia meluncur.
Sementara itu, saudara
kembarnya sudah lama
meninggal.
Prediksi melambatnya
waktu juga telah
dikonfirmasi melalui
percobaan menerbangkan
jam-jam atomik
mengelilingi bumi dengan
pesawat jet.
“Jika Anda terbang
dengan pesawat
mengelilingi bumi ke arah
timur, Anda akan lebih
muda 59 nanodetik
ketimbang jika Anda tetap
berada di rumah, ” kata Dr
J. Richard Gott, ahli
astrofisika di Princeton
University, di New Jersey,
Amerika Serikat.
Rekor untuk tipe
penjelajahan waktu ini,
kata Gott, dipegang
kosmonot Rusia Sergei
Krikalev. Ia kembali ke
bumi setelah tinggal di
stasiun antariksa Rusia
Mir selama 748 hari.
Usianya menjadi lebih
muda seperlima belas
detik daripada jika ia
tetap di bumi.
Dalam makalahnya pada
1905, Einstein juga
memprediksi
melambatnya waktu
karena kecepatan rotasi
bumi. Dengan demikian,
jam di wilayah
khatulistiwa berdetak
lebih lambat ketimbang
jam di kutub-kutub.
Namun, prediksi ini
ternyata kemudian salah.
Baru-baru ini dalam
artikel di Physics Today,
Dr Alex Harvey dari
Queens College di New
York dan Dr Engelbert
Schucking dari New York
University menegaskan
bahwa Einstein tidak
terkait dalam Teori
Relativitas Umum, yang
datang 10 tahun
setelahnya. Teori
Relativitas Umum
menyebutkan bahwa jam-
jam berjalan melambat
lebih karena medan
gravitasi di tempat ia
berada.
Perpaduan antara
penjelajahan dengan
kecepatan tinggi dan efek
medan gravitasi dapat
diterapkan pada misi
berawak masa depan ke
planet Merkuri, misalnya.
Menurut Gott, astronot
yang ikut misi selama 30
tahun itu akan
menyimpan 22 detik dari
hidup seorang astronot.
(ngobrolaja.com)
sumber :http://
takunik.blogspot.com/2010/09/
mesin-waktu-albert-
einstein.html

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan sopan

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls