Rabu, 10 November 2010

Bung Tomo,Pahlawan SurabayaYang Tak DianggapPemerintah




Ya beliau adalah Bung
Tomo, nama Bung Tomo
selalu disebut-sebut setiap
Hari Pahlawan 10
November, Tapi, tokoh
yang dikenal dengan
semboyan “rawe-rawe
rantas malang-malang
tuntas ” itu hingga kini
tidak diakui pemerintah
sebagai pahlawan
nasional.
Seperti tradisi menjelang
peringatan Hari Pahlawan
pada tahun-tahun
sebelumnya, Presiden
Susilo Bambang
Yudhoyono kemarin (9/11)
juga mengumumkan
pahlawan baru di Istana
Negara. Namun, di antara
empat nama yang
disebutkan presiden,
nama Bung Tomo kembali
tak masuk dalam daftar.
Apa alasan pemerintah
sehingga tidak kunjung
memberikan gelar
pahlawan nasional kepada
pembakar semangat juang
Arek-Arek Suroboyo pada
pertempuran 10 November
itu? Direktur
Kepahlawanan,
Kejuangan, dan
Keperintisan Departemen
Sosial Yusrizal mengakui
bahwa pihaknya belum
pernah mengusulkan
nama Bung Tomo menjadi
pahlawan nasional.
Alasannya, kata Yusrizal,
ada persyaratan
administrasi yang belum
dipenuhi untuk
mengusulkan Bung Tomo
menjadi pahlawan
nasional. Apa itu? “Bung
Tomo belum diseminarkan
di daerah, ” tegas Yusrizal.
Seminar itu, lanjut
Yusrizal, dilakukan untuk
mengetahui, apakah ada
pihak yang berkeberatan
dengan pengangkatan
Bung Tomo menjadi
pahlawan nasional atau
tidak. “Nanti kalau sudah
diseminarkan, akan diteliti
oleh Badan Penelitian
Pahlawan Pusat, ” jelasnya.
Sementara itu, dari empat
pahlawan baru yang
diumumkan SBY, tiga di
antaranya merupakan
jenderal. Mereka adalah
Mayjen TNI (pur) dr
Adnan Kapau Gani,
pejuang dari Sumatera
Selatan; Mayjen TNI (pur)
Prof Dr Moestopo,
pejuang dari Jawa Timur;
dan Brigjen TNI
(Anumerta) Ignatius
Slamet Rijadi, pejuang asal
Jawa Tengah. Seorang
pahlawan nasional baru
lainnya adalah Dr Ide
Anak Agung Gde Agung,
pejuang dan diplomat dari
Bali.
Menurut Ketua Fraksi
Partai Golkar Priyo Budi
Santoso, kalau
dibandingkan, sebenarnya
nama Bung Tomo tak
kalah besar dengan
keempat pahlawan baru
nasional tersebut. “Dosa
besar SBY kalau tak
menjadikan Bung Tomo
sebagai pahlawan
nasional, ” ujarnya saat
penyerahan penghargaan
kepada Bung Tomo di
markas PP GP Ansor
kemarin.
Penghargaan bagi Bung
Tomo diterima anaknya,
Bambang Sulistomo. Priyo
didaulat Ketua Umum GP
Ansor Saifullah Yusuf
untuk menyerahkan
penghargaan
kepahlawanan itu. Karena
pemerintah tidak mau
memberi gelar pahlawan
nasional kepada Bung
Tomo, Ansor mengambil
inisiatif tersebut.
Menurut Priyo, seluruh
rakyat pasti setuju bahwa
Bung Tomo layak
dianugerahi gelar
pahlawan nasional.
Peringatan Hari Pahlawan
10 November, kata Priyo,
identik dengan ketokohan
Bung Tomo. “Saya juga
kaget karena sampai
sekarang Bung Tomo
belum jadi pahlawan. Saya
mendesak Presiden SBY
segera mengambil alih
karena anak buahnya
lalai,” tegas Priyo.
Saifullah Yusuf
menambahkan, sangat
tragis bangsa Indonesia
yang setiap tahun
memperingati hari
pahlawan, ternyata,
melupakan tokoh sentral
pada hari bersejarah
tersebut. “Ansor dan
Golkar minta pemerintah
segera mengangkat Bung
Tomo sebagai pahlawan
nasional, ” kata Saiful.
Dalam kesempatan itu,
Saiful juga mengangkat
Bambang Sulistomo
sebagai anggota
kehormatan GP Ansor.
Keluarga pemilik nama
asli Sutomo itu memang
tidak pernah
mempermasalahkan status
kepahlawanan Bung
Tomo. “Kami tidak akan
pernah memohon,” ujar
Bambang. Istri Bung
Tomo, Sulistyowati, 82,
juga ikhlas. “Bagi ibu,
yang lebih penting rakyat
mengakui. Tidak perlu
pengakuan pemerintah, ”
lanjut Bambang.
Menurut Bambang, saat
masih hidup, Bung Tomo
pernah mengkritik
Soekarno dan Soeharto
ketika keduanya menjadi
presiden. Bung Tomo
pernah terlibat adu mulut
dengan Bung Karno.
Setelah itu, istri Bung
Tomo, yang juga sahabat
Fatmawati, melarang Bung
Tomo datang ke istana.
Saat Orde Baru, pria
kelahiran 1920 itu pernah
mengkritik Soeharto soal
pemerataan
pembangunan. Soeharto
pun marah dan
memenjarakan Bung
Tomo. “Bapak juga
memberi wasiat tidak mau
dimakamkan di taman
makam pahlawan.
Mungkin ini yang
membuat pemerintah
tersinggung, ” ungkap
Bambang. Bung Tomo
dimakamkan di
pemakaman umum di
Ngagel, Surabaya.


Sumber : http://
www.taukahkamu.com/2010/10/
inilah-orang-yang-berani-
mengkritik-pak.html

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan sopan

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls