naru's blog
Kecepatan cahaya
Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia
bebas Tabel konversi
untuk satuan kecepatan
1 c (konstanta kecepatan
cahaya)
adalah sama dengan
1 kecepatan cahaya (c)
107.925.284.880,00
sentimeter per jam (cm/h)
29.979.245.800,00
sentimeter per menit (cm/
s)
1.798.754.748,00 sentimeter
per detik (cm/m)
3.540.855.803.149,61 kaki
per jam (foot/h)
59.014.263.385,83 kaki per
menit (foot/m)
983.571.056,43 kaki per
detik (foot/s)
1.079.252.848.800,00 meter
per jam (m/h)
17.987.547.480,00 meter per
menit (m/m)
299.792.458,00 meter per
detik (m/s)
1.079.252.848,80 kilometer
per jam (km/h)
17.987.547,48 kilometer per
menit (km/m)
299.792,46 kilometer per
detik (km/s)
582.749.918,36 knot (knot)
904.460,44 mach (laut)
(mach (laut))
1.016.085,80 mach (SI)
(mach (SI))
670.616.629,38 mil per jam
(mil/h)
11.176.943,82 mil per menit
(mil/m)
186.282,39 mil per detik
(mil/s)
1.180.285.267.716,53 yard
per jam (yard/h)
19.671.421,13 yard per
menit (yard/m)
327.857.018,81 yard per
detik (yard/s)
Cahaya Matahari
diperkirakan memerlukan
waktu 8 menit untuk
mencapai Bumi.
Kecepatan cahaya dalam
beberapa unit satuan
meter per detik
299,792,458 (exact)
kilometer per detik ˜
300,000
kilometer per jam ˜
1,079,000,000
mil per detik ˜ 186,000
mil per jam ˜ 671,000,000
natural units 1 (exact and
dimensionless)
Perkiraan lama waktu
yang diperlukan dari jarak
tempuh cahaya:
Satu kaki 1.0 nanodetik
Satu meter 3.3 nanodetik
Satu kilometer 3.3
mikrodetik
Satu mil 5.4 mikrodetik
Dari Bumi ke
geostationary orbit 0.12
detik
Mengelilingi khatulistiwa
bumi 0.13 detik
Dari Bumi ke Bulan 1.3
detik
Dari Bumi ke Matahari 8.3
menit
Dari Bumi ke Alpha
Centauri 4.4 tahun
Menyebrangi Bima Sakti
100,000 tahun
Kecepatan cahaya
merupakan sebuah
konstanta yang
disimbolkan dengan huruf
c, singkatan dari celeritas
(yang dirujuk dari dari
bahasa Latin) yang berarti
"kecepatan".
Kecepatan cahaya dalam
sebuah ruang hampa
udara didefinisikan saat
ini pada 299.792.458 meter
per detik (m/s)[1]atau
1.079.252.848,8 kilometer
per jam (km/h) atau
186.282.4 mil per detik
(mil/s) atau 670.616.629,38
mil per jam (mil/h), yang
ditetapkan pada tahun
1975 dengan toleransi
kesalahan sebesar 4×10−9.
[2] Pada tahun 1983,
satuan meter didefinisikan
kembali dalam Sistem
Satuan Internasional (SI)
kemudian ditetapkan
pada 17th Conférence
Générale des Poids et
Mesures sebagai ... the
length of the path
travelled by light in
vacuum during a time
interval of 1 ⁄299.792.458 of
a second[3][4][5][6] ,
sehingga nilai konstanta c
dalam meter per detik
sekarang tetap tepat
dalam definisi meter,
sebagai jarak yang
ditempuh oleh cahaya
dalam ruang hampa pada
1 ⁄299.792.458 detik[7][8][9].
Observasi Rømer dengan
mengamati gerakan
planet Jupiter dan
menghitung pergeseran
periode orbit dari salah
satu bulan satelitnya yang
bernama Io, dan
kemudian Rømer dapat
memperkirakan jarak
tempuh cahaya dari
diameter orbit bumi
[sunting]
Kronologis
Beragam ilmuwan
sepanjang sejarah telah
mencoba untuk mengukur
kecepatan cahaya.
Pada tahun 1629, Isaac
Beeckman melakukan
observasi sinar flash yang
dipantulkan oleh cermin
dari jarak 1 mil (1,6
kilometer).
Pada tahun 1638, Galileo
Galilei berusaha untuk
mengukur kecepatan
cahaya dari waktu tunda
antara sebuah cahaya
lentera dengan persepsi
dari jarak cukup jauh.
Pada tahun 1667,
percobaan Galileo Galilei
diteliti oleh Accademia del
Cimento of Florence,
dengan rentang 1 mil,
tetapi tidak terdapat
waktu tunda yang dapat
diamati. Berdasarkan
perhitungan modern,
waktu tunda pada
percobaan itu seharusnya
adalah 11 mikrodetik. Dan
Galileo Galilei mengatakan
bahwa observasi itu tidak
menunjukkan bahwa
cahaya mempunyai
kecepatan yang tidak
terhingga, tetapi hanya
menunjukkan bahwa
cahaya mempunyai
kecepatan yang sangat
tinggi.[10][11]
Pada tahun 1676, sebuah
percobaan awal untuk
mengukur kecepatan
cahaya dilakukan oleh Ole
Christensen Rømer,
seorang ahli fisika
Denmark dan anggota
grup astronomi dari
French Royal Academy of
Sciences. Dengan
menggunakan teleskop,
Ole Christensen Rømer
mengamati gerakan
planet Jupiter dan salah
satu bulan satelitnya,
bernama Io[12][13].
Dengan menghitung
pergeseran periode orbit
Io, Rømer memperkirakan
jarak tempuh cahaya pada
diameter orbit bumi
sekitar 22 menit[14]. Jika
pada saat itu Rømer
mengetahui angka
diameter orbit bumi,
kalkulasi kecepatan
cahaya yang dibuatnya
akan mendapatkan angka
227×106 meter/detik.
Dengan data Rømer ini,
Christiaan Huygens
mendapatkan estimasi
kecepatan cahaya pada
sekitar 220×106 meter/
detik. Penemuan awal
penemuan grup ini
diumumkan oleh Giovanni
Domenico Cassini pada
tahun 1675, periode Io,
bulan satelit planet Jupiter
dengan orbit terpendek,
nampak lebih pendek
pada saat Bumi bergerak
mendekati Jupiter
daripada pada saat
menjauhinya. Rømer
mengatakan hal ini terjadi
karena cahaya bergerak
pada kecepatan yang
konstan. Pada bulan
September 1676,
berdasarkan asumsi ini,
Rømer memperkirakan
bahwa pada tanggal 9
November 1676, Io akan
muncul dari bayang-
bayang Jupiter 10 menit
lebih lambat daripada
kalkulasi berdasarkan
rata-rata kecepatannya
yang diamati pada bulan
Agustus 1676.[15]. Setelah
perkiraan Rømer terbukti,
[16] dia diundang oleh
French Academy of
Sciences[17] untuk
menjelaskan metode yang
digunakan untuk hal
tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar dengan sopan