Selasa, 07 September 2010

Mengapa OrangMenguap danKenapa bisamenular..?

Menguap lebih menular
daripada pilek. Melihat
seseorang menguap,
hampir pasti kamu juga
akan menguap. Bahkan
hanya membaca tentang
menguap dapat
membuatmu menguap.
Kamu sudah menguap?
Jika ya, kamu tidak
sendirian. Manusia
menguap sepanjang hari.
Kita menguap ketika
hendik pergi tidur pada
malam hari. dan menurut
penelitian, kita banyak
menguap ketika
menonton televisi. Kita
bahkan menguap ketika
jogging cepat di taman.
Manusia bukan satu-
satunya makhluk yang
menguap. Banyak hewan
lain, dari singa sampai
ikan, membuka rahangnya
lebar-lebar untuk
menguap juga.
Ketika melihat orang
menguap, kita sering
mengira mereka letih atau
bosan. Tetapi ketik ikan
petarung Siam menguap,
hati-hati! Ikan jantan
mulai menguap ketika
mereka melihat jantan
lainnya. Lebih banyak
menguap lagi terjadi--
sekitar satu kali setiap 10
menit. Kemudian ikan
menyerang ikan, dan
perkelahian pun pecah.
Hewan lain, seperti
monyet dan singa,
menguap ketika lapar.
Mengapa manusia
menguap? Penjelasan
yang umum adalah kita
menguap untuk
menghirup oksigen--
misalnya ketika berada di
ruang pengap. Tetapi
Robert Provine, seorang
psikolog yang mempelajari
soal menguap, berkata itu
tidak benar. Orang yang di
beri oksigen murni
menguap sama seringnya
seperti orang yang
bernapas dengan udara
biasa.
Provine berkata tidak
seorang pun tahu pasti
mengapa orang menguap
atau mengapa menguap
begtiu menular. Tetapi ia
berusaha mencar tahu.
Selama bertahun-tahun
Provine telah mengadakan
sejumlah percobaan
menguap di Univesitas
Maryland, AS. Di salah
satunya, ia meminta
sukarelawan untuk duduk
sendirian di ruang gelap
dan berpikir tentang
menguap. Ketika mereka
ingin menguap, mereka
menekan tombol. Ketika
menguap selesai, mereka
melakukan hal yang sama.
Provine menemukan
bahwa rata-rata menguap
berlangsung sekitar 6
detik. Satu orang yang
berkonsentrasi kuat-kuat
menguap 76 kali dalam
setengah jam.
Berikutnya, Provine
merekam dirinya sendiri
menguap atau tersenyum
denga video. Ketika
diperlihatkan rekaman itu,
hanya sekitar satu dari
lima penonton tersenyum
ketika melihat Provine
tersenyum. Tetapi lebih
dari setengah penonton
menguap bersama
psikolog. Kesimpulannya:
Menguap tampaknya lebih
menular daripada
keramahan.
Ketika menguap, kita menengadahkan kepala, rahang jatu,
mata terpejam, dan alis
berkerut. Provine
menunjukkan bahwa
ketika kita meregangkan
tubuh, biasanya kita juga
menguap. Menguap,
katanya mungkin cara
meregangkan kepala dan
leher. Tetapi menguap
juga menghentikan sesaat
darah yang mengangkut
oksigen agar tidak
meninggalkan otak. Jadi
menguap mungkin
sekaligus membangunkan
kita selain menenangkan
kita.
Kamu dapat melihat sendiri bahwa manguap bukan hanya
soal bernapas dalam-
dalam dengan melakuka
percobaan sendiri, kata
Provine. Rapatkan bibirmu
pada awal menguap dan
cobalahbernapas lewat
hidung. Hampir mustahil.
Jika menguap hanya
bernapas dalam-dalam,
hidungmu akan bekerja
sama baiknya seperti
mulutmu.
Menguap begitu menular, kata Provine, karena otak kita
munhkin "terprogram"
untung menanggapi wajah
menguap. Karena manusai
mula-mula hidup dalam
kelompok, menguap
mungkin cara untuk
menyelaraskan perilaku
kelompok. Satu orang
menguap yang membuat
lainnya menguap mungkin
berarti waktunya tidur--
atau waktunya berburu.
sumber :http://
www.cahcawas.co.cc/2010/06/
mengapa-orang-menguap-
dan-kenapa-bisa.html

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan sopan

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls