Minggu, 12 September 2010

Pencipta BlackberryTernyata mahasiswaDrop Out !!


ISIONER, inovator. Yang
pertama mampu melihat
jauh ke masa depan. Yang
kedua, bisa menciptakan
sesuatu yang diperlukan
oleh orang untuk hidup
nyaman dalam kondisi di
masa depan itu.Dua kata
itu menyatu dalam diri
lelaki berambut perak
bernama Mike Lazaridis. Ia
yang sejak kecil maniak
mengutak-atik barang
elektronik dan tak selesai
kuliah di jurusan Teknik
Elektro. Dia di-drop out,
hanya dua bulan
menjelang wisuda di
University of Waterloo,
Kanada. Ia lebih memilih
sibuk mengurusi
perusahaan yang ia
dirikan sambil kuliah.
Jejak karyanya sangat
mungkin sekarang ada di
genggaman Anda. Dialah
pencipta telepon pintar
bernama BlackBerry, yang
merevolusi dan mengubah
peta dan masa depan
teknologi telepon
cerdas.Hingga Juni tahun
ini RIM, Researh in Motion
– perusahaan yang dibela-
belain Mike hingga tak
sempat wisuda, yang
memproduksi BlackBerry
itu - mencatat penjualan
lebih dari 100 juta unit.
Sebelum mengembangkan
BlackBerry, pada tahun
1999 RIM bekerja sama
dengan RAM Mobile Data
dan perusahaan ponsel
Ericsson yang lebih dahulu
terkenal, mengembangkan
Mobitex. Ini adalah
perangkat data bergerak
yang dirintis oleh
Ericsson.Hasilnya?
Diluncurkanlah
Inter@ctive Pager 950.
Agustus tahun 2000
produk ini mulai
dipasarkan. Ukurannya
kira-kira sebesar sabun
mandi. Di pasar ia
bersaing dengan SkyTel,
produk sejenis – sama-
sama pager dua arah -
milik Motorola. Produk ini
tak berhasil di pasar. Lagi
pula era pager lekas sekali
jadi kuno.
Coba, perhatikan nama-
nama merek itu: Mobitex,
Inter@ctive Pager. Nama-
nama yang kini terasa
amat norak, bukan? Itu
sebabnya, pada tahun
2002, ketika RIM hendak
mengembangkan produk
baru Mike tak mau
sembarangan kasih
nama.Produk itu, yang
kelak kita gilai sebagai
BlackBerry, punya fasilitas
push e-mail, bisa
menyelancari internet,
komunikasi teks dan tentu
saja bisa menelepon. Apa
nama yang cocok untuk
merangkum semua
manfaat itu?
RIM memaki jasa Lexico
Branding di California.
Sebuah perusahaan
konsultan merek. David
Placek, si bos Lexicon
mula-mula mencari nama
yang bisa menonjolkan
kemampuan e-mail
peranti cerdas baru itu.
Mentok. Akhirnya,
ditetapkan syarat lain:
nama baru itu harus
terkesan lebih natural,
menghibur dan
menyenangkan. ”Pokoknya
bisa menurunkan tekanan
darah, ” kata Placek.Salah
seorang tim perumus
nama itu suatu saat
memperhatikan kibor
kecil-kecil hitam pada
prototipe Blackberry. Di
matanya tampak seperti
susunan biji semangka.
Lalu mulailah ditelusuri
nama-nama yang berdasar
pada kesan itu, dari
strawberry ke melon,
sampai nama-nama buah
lain.
Tak ada yang memuaskan
sebelum akhirnya sampai
pada kata BlackBerry, kata
ini enak didengar dan pas
pula dengan warna
bendanya yang hitam
legam.”BlackBerry mudah
melekat di ingatan, lebih
baik daripada nama-nama
seperti ProMail atau
MegaMail, ” kata Placel.
Saya kira, seandainya dua
nama ‘lebay’ itu yang
dipakai, BlackBerry tak
sesukses sekarang.
BlackBerry kini terjual di
91 negara, bekerja sama
dengan 500 operator, dan
menguasai 20.8 persen
pasar telepon pintar.
Hanya kalah dengan
Nokia Syimbian OS.Placel
pun kini punya rumus
manjur tentang merek,
belajar dari keberhasilan
BlackBerry, ”Kalau produk
Anda ingin dapat
perhatian, jangan pakai
nama yang menjelaskan
sesuatu, Anda harus
menciptakan konsep
baru !” katanya.
BlackBerry adalah produk
yang merebut perhatian.
Dengannya pelanggan
merasa diistimewakan dan
kecanduan. Sampai-
sampai Websers New
Word Dictionary memilih
kata Crackberry menjadi
” Kata Baru Paling Keren
tahun 2006”, mengalahkah
“netroot” dan
“neuroeconomic”.
Crackberry merujuk pada
pecandu BlackBerry. Crack
adalah sinonim dari
kokain, yang memang
mudah bikin
ketergantungan, bukan?
Tiap unit BlackBerry
adalah unik, karena
ditandai dengan satu PIN
yang dengan kode
kombinasi delapan angka
dan huruf itu pengguna
bisa berkomunikasi lewat
teks berkat BlackBerry
Mesenger.
Mike Lazaridis, lahir 14
Maret 1961, di Istambul
Turki. Orangtuanya
berdarah Yunani. Pada
usia lima tahun, ia ikut
keluarganya pindah ke
Kanada. Mereka menetap
di Windsor, Ontario.
Mike sudah menunjukkan
bakat, kepintaran dan
ketekunannya sejak kecil.
Pada usia 12 tahun, di
tahun 1979, dia
memenangkan hadiah dari
Perpustakaan Umum
Windsor karena ia telah
membaca semua buku
sains koleksi
perpustakaan tersebut.
Sejak kecil ia candu
membaca. Saya tak bisa
bayangkan, apa bakatnya
seandainya di kota itu tak
ada perpustakaan umum
yang bagus. Mungkin
bakat itu akan tersia-sia.
Mike beruntung karena
orangtua dan lingkungan
sekolahnya sangat
memungkinkan ia
mengembangkan bakat
dan minatnya pada
elektronika.
Tahun 1979, ia mulai
kuliah di University of
Waterloo, Ontario,
Kanada. Di sinilah ia mulai
merintis RIM. Tahun 1984,
semasa masih mahasiswa,
Mike ikut lomba tender di
perusahaan raksasa
otomotif General Motors.
Proyeknya adalah
merancang sistem display
pengontrol jaringan
komputer. Dia menang
dan dapat hadiah berupa
kontrak kerja senilai 500
ribu dolar AS.
Dengan modal hasil
kontrak kerja itu,
ditambah pinjaman kecil
dari pemerintah Kanada
dan berutang pada
orangtuanya, Mike
bersama temannya Mike
Barnstijn, dan Douglas
Fregin mulai merintis RIM.
Salah satu prestasi
perusahaan itu, sebelum
BlackBerry adalah berhasil
mengembangkan barcode.
Lihatlah, selalu ada jalan
untuk mewujudkan
sebuah visi. Yang kita
perlukan adalah
merumuskan sebuah visi
yang kuat, menajamkan
visi tersebut, dan terus-
menerus berusaha.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan sopan

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls