Jumat, 24 September 2010

Wasiat NasehatHabib Abu Bakar binMuhammad Assegaf

"Ketahuilah
bahwa Allah
swt akan
memberikan
kepada
hambanya
segala apa yang
dipanjatkan sesuai dengan
niatnya.
Menurut saya
Allah swt niscaya akan
mendatangkan segala
nikmat-Nya di muka
dunia, dengan cara
terlebih dahulu Dia
titipkan di dalam hati
hamba-Nya yang berhati
bersih. Untuk itu
kemudian dibagi-bagikan
kepada hamba-Nya yang
lain. Amal seorang hamba
tidak akan naik dan
diterima Allah swt kecuali
dari hati yang bersih.
Ketahuilah wahai
saudaraku, seorang
hamba belum dikatakan
sebagai hamba Allah swt
yang sejati jika belum
membersihkan
hatinya!""Ketahuilah
wahai saudara-saudaraku,
hati yang ada di dalam ini
( sambil menunjuk ke
dada beliau ) seperti
rumah, jika dihuni oleh
orang yang pandai
merawatnya dengan baik,
maka akan nampak
nyaman dan hidup;
namun jika tidak dihuni
atau dihuni oleh orang
yang tidak dapat
merawatnya, maka rumah
itu akan rusak dan tak
terawat. Dzikir dan
ketaatan kepada Allah swt
merupakan penghuni hati,
sedangkan kelalaian dan
maksiat adalah perusak
hati.""wahai Sadara-
saudaraku, dengarkanlah
apa yang dikatakan Habib
Ali! Beliau meminta
kepada kita untuk selalu
meluangkan waktu
menghadiri majlis-majlis
semacam ini ( ta'lim,
Zikir )! Ketahuilah bahwa
menghadiri suatu majlis
yang mulia akan dapat
menghantarkan kita
kepada suatu derajat yang
tidak dapat dicapai oleh
banyaknya amal kebajikan
yang lain. Simaklah apa
yang dikatakan guruku
tadi!" "Di zaman ini,
hanya sedikit orang yang
menunjukkan adab luhur
dalam majlis. Jika ada
seseorang yang datang,
mereka berdiri dan
bersalaman atau
menghentikan bacaan,
padahal orang itu datang
ke majlis tersebut tidak
lain untuk mendengarkan.
Oleh karenanya, banyak
aku jumpai orang di
zaman ini, jika datang
seseorang, mereka
berkata, "silahkan kemari"
dan yang lain mengatakan
juga "silahkan kemari"
sedang orang yang duduk
di samping
mengipasinya.Gerakan-
gerakan dan kegaduhan
yang mereka timbulkan
menghapus keberkahan
majelis itu sendiri.
Keberkahan majlis bisa
diharapkan, apabila yang
hadir beradab dan duduk
di tempat yang mudah
mereka capai. Jadi
keberkahan majlis itu
pada intinya adalah adab,
sedangkan adab dan
pengagungan itu letaknya
di hati. Oleh karena itu,
wahai saudara-saudarku,
aku anjurkan kepada
kalian, hadirilah majlis-
majlis khoir ( baik ).
Ajaklah anak-anak kalian
kesana dan biasakan
mereka untuk
mendatanginya agar
mereka menjadi anak-
anak yang terdidik baik,
lewat majlis-majlis yang
baik pula!""Saat-saat ini
aku jarang melihat santri-
santri atau siswa-siswa
madrasah yang
menghargai ilmu. Banyak
aku lihat mereka
membawa mushaf atau
kitab-kitab ilmu yang lain
dengan cara tidak
menghormatinya,
menenteng atau
membawa dibelakang
punggungnya. Lebih dari
itu mereka mendatangi
tempat-tempat
pendidikan yang tidak
mengajarkan kepada
anak-anak kita untuk
mencintai ilmu tapi
mencintai nilai semata-
mata. Mereka diajarkan
pemikiran para filosof dan
budaya pemikiran-
pemikiran orang Yahudi
dan Nasrani.""Apa yang
akan terjadi pada generasi
remaja masa kini? Ini
tentu adalah tanggung
jawab bersama. Al-Habib
Ali pernah merasakan
kekecewaan yang sama
seperti yang aku rasa.
Padahal di zaman beliau,
aku melihat kota Seiwun
dan Tarim sangat
makmur, bahkan negeri
Hadramaut dipenuhi
dengan para penuntut
ilmu yang beradab,
berakhlaq, menghargai
ilmu dan orang 'Alim.
Bagaimana jika beliau
mendapati anak-anak kita
disini yang tidak
menghargai ilmu dan para
Ulama? Niscaya beliau
akan menangis dengan air
mata darah. Beliau
menambahkan bahwa aku
akan meletakkan para
penuntut ilmu di atas
kepalaku dan jika aku
bertemu murid yang
membawa bukunya
dengan rasa adab, ingin
rasanya aku menciun
kedua matanya.""Aku
teringat pada suatu kalam
seorang shaleh yang
mengatakan; Tidak ada
yang menyebabkan
manusia rugi, kecuali
keengganan mereka
mengkaji buku-buku
sejarah Kaum Sholihin dan
berkiblat pada buku-buku
modern dengan pola pikir
moderat. Wahai saudara-
saudarku! Ikutilah jalan
orang-orang tua kita yang
sholihin, sebab mereka
adalah orang-orang suci
yang beramal ikhlas.
Ketahuilah Salaf kita tidak
menyukai ilmu kecuali
yang dapat membuahkan
amal sholeh.""Aku
teringat pada suatu
untaian mutiara nasihat
Al-Habib Ahmad bin
Hasan Al-Aththas yang
mengatakan; Ilmu adalah
alat, meskipun ilmu itu
baik ( hasan ), tapi hanya
alat bukan tujuan, oleh
karenanya ilmu harus
diiringi adab, akhlaq dan
niat-niat yang sholeh. Ilmu
demikianlah yang dapat
mengantakan seseorang
kepada maqam-maqam
yang tinggi."
Kutipan:http://
wasiatnasehat.blogspot.com

3 komentar:

Ryan Blog mengatakan...

sentuhan rohani yang menyejukkan hati sobat . Thankz

marllone mengatakan...

Habib lagi...
Lagi2 habib...

Zaenaru シエル mengatakan...

om marllone ya sudah ganti istilah uztad aj.

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan sopan

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls