Jumat, 10 September 2010

Danau Nyos, danauyang telahmembunuh 1800Jiwa



Danau Nyos, danau luas
yang terdapat di kawasan
Kamerun, Afrika Barat.
Kedalaman danau ini
mencapai 157 m dengan
bagian terdalamnya 208
meter. Ada banyak
penduduk yang tinggal
dilembah di sekeliling
danau Nyos. Namun, pada
tahun 1986, terjadi
keanehan di pemukiman
penduduk itu. Sekitar 1700
orang meninggal secara
mendadak dan
bersamaan. Yang lebih
anehnya, semua
penduduk yang meninggal
itu tewas dalam posisi
ketika sedang melakukan
pekerjaan sehari-hari. Ada
yang tewas sambil
memompa air, sedang
memasak dan ada juga
yang tewas ketika sedang
meminum segelas air.
Beberapa orang yang
selamat dari peristiwa itu
menceritakan apa yang
terjadi pada hari orang-
orang tersebut meninggal.
Katanya, pada malam
sebelum kejadian itu,
udara tiba-tiba terasa
hangat dan tercium bau
seperti telur busuk.
Masyarakat tidak terlalu
memperdulikan kejadian
itu. Dan tiba-tiba
keesokan paginya, banyak
mayat yang
bergelimpangan ketika
mulai sibuk dengan
aktivitas harian mereka.
Tidak ada yang tahu pasti
apa yang menjadi
penyebab kematian yang
aneh itu. Namun para ahli
menemukan, kalau warna
air Danau Nyos berubah
dari bening menjadi
warna oranye terang.
Untuk mencari jawaban,
para ahli kemudian
meneliti Danau Craten di
Oregon. Danau ini adalah
danau terluas nomor
tujuh di dunia. Luasnya
mencapai 50 km persegi
dengan kedalaman 594
meter. Sehingga
digambarkan kalau Empire
State dimasukkan ke
danau ini, pasti akan
tenggelam. Danau Craten
menampung sekitar 19
triliun liter air. Sekitar
7700 tahun yang lalu,
Gunung Mazame di
tempat itu meletus dan
melemparkan puncak
gunungnya. Kawah inilah
yang kemudian
membentuk Danau
Craten. Namun, ternyata
aktivitas gunung Mazame
masih tetap
mempengaruhi danau
tersebut. Karena dibawah
danau ternyata masih
terdapat kolam-kolam
bekas magma yang masih
tetap panas. Para ahli
menemukan bahwa suhu
air di dasar danau lebih
hangat beberapa derajat,
kadar garamnya juga
sepuluh kali lebih pekat
dan MENGANDUNG
BANYAK CO2. CO2 ini
kemudian merembes dari
celah-celah kerak bumi
dan menuju ke kawah
yang kini telah menjadi
danau. Namun,
keberadaan air telah
menghalangi CO2 itu naik
ke udara. Kalaupun ada
sedikit yang terlepas,
masih bisa hilang terbawa
hembusan angin. Sehingga
tidak terlalu
membahayakan.
Proses pergantian musim
juga sangat
mempengaruhi. Pada
musim dingin, perputaran
air akan terdorong ke
bawah karena suhu
dibawah lebih hangat.
Sebaliknya pada musim
panas, perputaran air
akan naik ke atas. Siklus
inilah yang kemudian
membuat munculnya
lapisan-lapisan air yang
berbeda kadar
kepadatannya. Lapisan air
yang paling bawah lebih
pekat daripada yang
diatas. Di lapisan air yang
paling bawah inilah CO2
yang mengalir dari dasar
bumi itu tertahan. CO2
tidak bisa naik lebih tinggi
karena perbedaan
kepekatan air di lapisan
atasnya. Sehingga
berkumpul dan
terakumulasi selama
puluhan tahun dan
menjadi sangat banyak di
lapisan air yang paling
bawah.
Fenomena ini kemudian
ditemukan juga pada
Danau Horseshoe yang
berukuran lebih kecil dari
Danau Craten. Pohon-
pohon yang tumbuh di
sekitar danau itu
mengering dan akhirnya
mati. Setelah diselidiki,
ternyata kadar CO2 di
danau ini mencapai 100
ton/hari dan meresap ke
tanah. Inilah yang
membuat pohon-pohon di
sekitarnya mati. Para ahli
kemudian melakukan
percobaan dengan
menggali sedikit tanah di
tepi danau itu lalu
mencoba menyalakan api.
Namun, akibat pekatnya
kadar CO2 nya, api
langsung padam begitu
didekatkan dengan tanah.
Ternyata akumulasi CO2
yang sudah sangat banyak
di danau itu akhirnya
meluap dan menyebabkan
danau itu menjadi sangat
berbahaya. Namun, kadar
CO2 di Danau Horseshoe
tidak terlalu
membahayakan manusia,
karena batas kadar yang
membahayakan adalah
1,75 juta ton. Dan ini
hanya akan terjadi pada
peristiwa gunung meletus.
Penemuan-penemuan
inilah yang kemudian
membantu para ahli
untuk bisa menyimpulkan
apa yang terjadi di Danau
Nyos. Malam hari sebelum
peristiwa itu, ada sebuah
tebing di tepian danau,
runtuh dan masuk ke air.
Diperkirakan reruntuhan
tebing ini telah
menggoncang lapisan-
lapisan air. Sehingga
lapisan paling dasar yang
dipenuhi dengan CO2
menjadi pecah dan
mengalirkan CO2 dalam
jumlah besar ke
permukaan danau.
Keesokan paginya aliran
CO2 ini kemudian
memasuki wilayah
pemukiman penduduk.
Dan karena CO2 tidak
berwarna dan tidak
berbau, penduduk tidak
menyadari
kedatangannya. Itulah
yang menyebabkan
banyak penduduk yang
tewas ketika sedang
mengerjakan kegiatan
hariannya. CO2 ini seperti
pembunuh yang
mengintai diam-diam.
Mungkin hanya segelintir
orang saja yang
menyadari adanya bahaya
tak kasat mata yang
terdapat di dasar danau
yang terlihat sangat indah
di permukaannya itu.
Tanpa mereka sadari,
mereka telah menghirup
CO2 yang berasal dari
lapisan paling dasar
danau, yang telah
terakumulasi selama
puluhan tahun. Dan
banyak sekali orang yang
meninggal karena itu.
sumber :http://
www.kaskus.us/
showthread.php?t=4443058
dikutip dari :
www.unic77.tk: Danau
Nyos, danau yang telah
membunuh 1800 Jiwa

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dengan sopan

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls